Kira-kira apa yang paling sulit dipahami di dunia ini? apakah matematika? teknologi, IPA, atau apa? permasalahan hidup seseorang begitu kompleks, bahan apabila diselami satu persatu atau orang per orang, permasalahan itu berbeda satu sama lain. Bayangkan didunia ini ada bertrilyun-trilyun orang dengan masalah yang berbeda satu sama lain.
Memahami matematika adalah bukan hal yang sulit, tandanya banyak sarjana matematika, demikian halnya teknologi, IPA dan yang lainnya. dalam kurun waktu tertentu, paling lama 5 tahun seseorang sudah dapat menamatkan gelar sarjana dalam bidang tertentu. Namun demikian, terkait dengan bagaimana yang tersulit biasanya memerlukan waktu yang sangat lama, bahkan seumur hidup. Banyak hal yang tidak dapat diketahui sampai seseorang tersebut meninggal dunia. Diantara sekian banyak hal yang sulit dipahami adalah "jati diri seseorang". Kondisi saat ini yang penuh dengan materalisme diberbagai sektor, termasuk dalam dunia pendidikan, telah mengkondisikan diri-diri manusia keluar dari jati diri yang sebenarnya, sehingga sulit meyakini mana sebenarnya yang menjadi jati diri yang harus dimainkan/diperankan.
Banyak orang yang sudah doktor bahkan profesor tetapi belum mampu memahami siapa dirinya sebenarnya? hal ini tercermin dari perilaku keseharian yang tidak konsisten dengan apa yang diyakininya. perilaku yang muncul tidak dapat dipahami sebagai sebuah sosok yang diomongkannya atau kebalikan dari apa yang diomongkannya. Kondisi ini banyak tidak disadari oleh banyak orang. Bahkan kebanyakan orang tidak sadar bahwa peran yang dimainkannya tidak sesuai dengan apa yang dicita-citakannya.
Mari kita cek diri kita dengan menjawab "Siapa diri kita sebenarnya? apakah perilaku keseharian kita mencerminkan apa yang kita yakini? apakah orang yang berbeda dengan apa yang kita lakukan mencerminkan kita harus introspeksi?"
Memahami yang tersulit adalah memahami tentang diri, lalu meyakininya, dan berperilaku sesuai dengan keyakinannya. Banyak manusia yang ketika diombang-ambing oleh jabatan, persahabatan, lawan jenis/pasangan hidup, anak/keluarga, prestasi, penghargaan orang, dan perkara lainnya menjadi sulit dipahami tentang kediriannya.
Mari berpulang pada jati diri kita sebagai muslim sejati, lelaki shaleh-perempuan sholehah. Semoga setiap insan yang mengharap ridho Alloh dapat menemukan RidhoNya, bertemu dengan jalan yang lurus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar